Sudah berlangganan artikel blog ini via RSS Feed?

Sabtu, 19 Oktober 2013

Pendidikan Dalam Pandangan Ahli



 
MENDIDIK adalah sebuah proses. Proses untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan potensi yang terbaik dalam diri anak didik. Berbicara tentang hati, ada beberapa hal yang penting kita perhatikan, yaitu hati sebagai metafor yang menggambarkan aspek batiniah manusia yang terdalam, pusat kehidupan manusia, meliputi bukan saja perasaan melainkan juga pertimbangan dan kehendak, daya yang mendorong orang melakukan sesuatu yang terbaik dan sumber untuk memaknai realita dalam kehidupan.
Mendidik dengan hati nurani tujuannya hanya satu, yakni terjadinya kesinambungan antara otak dan hati. Kesinambungan otak dan hati ini adalah manifestasi spiritualitas, yang utuh menjadi kunci mendidik dengan hati nurani.
Spiritualitas berkaitan dengan :soal pemaknaan hidup, apa yang membuat kita memberi makna begini dan bukan begitu terhadap apa pun juga, pengalaman batin yang sangat subjektif dan dieksternalisasikan ketika kita merespons orang dan peristiwa.
Spiritualitas merupakan kualitas yang menyentuh seluruh kehidupan dan sumber dalam kehidupan (Bagaimana orang bertindak/bernalar, sangat didorong oleh warna spiritualitasnya). Spiritualitas adalah urusan bagaimana kita mengalami kehidupan. Spritualitas mensyaratkan keterbukaan akan pengalaman kehadiran Tuhan dan komitmen untuk mempraktikkannya dalam keseharian hidup.
Spiritualitas bersumber dari iman dan takwa (imtak) kepada Tuhan. Hal ini harus mewujud dalam spiritualitas yang mewarnai bahkan menjadi sumber dari seluruh gerak kehidupan kita.
Janganlah kita menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budi sehingga kita dapat membedakan manakah yang baik dan yang berkenaan kepada Tuhan dan yang sempurna. Jadi semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebaikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu, terlebih lakukanlah itu. Membangkitkan nilai-nilai spiritualitas merupakan salah satu agenda pendidikan hati, tepatnya mendidik dengan hati nurani.
Pembelajaran hati
Bagaimana kegiatan dan hasil pembelajaran di sekolah akan jauh berbeda antara pendidikan kognitif dan pendidikan hati. Ini tidak berarti bahwa pendidikan formal tidak bisa menjadi pendidikan hati. Sebab hati manusia dibawa ke mana pun ia pergi dan beraktivitas. Bukan rahasia lagi, bahwa siswa yang membenci guru matematika akan membenci matematika itu sendiri. Siswa yang membenci guru kimia akan membenci pelajaran kimia.
Kekuatan pancaran dan dampak hati dari siswa kepada guru ikut menentukan, bahkan sampai seumur hidup. Jika demikian, alangkah pentingnya makna pembelajaran dari guru, bukan melulu memancarkan ilmu dan fakta (transfer ilmu semata) melainkan hati sanubari insani yang merupakan kekayaan batinnya. Bukan rahasia lagi bahwa bahasa hati/bahasa kalbu melebihi bahasa tubuh. Bukan kepandaian guru semata dalam mengajar melainkan harus ada unsur “welas asih”.
Berikanlah suatu keyakinan kepada para siswa, bahwa mereka mampu berprestasi, mereka bisa berkreasi, mereka dapat melakukan yang terbaik. Berikan kepada mereka suatu kebebasan berekspresi dan berkiprah dalam berbagai bidang yang mereka kuasai. Yakinlah bahwa dengan memberikan kasih sayang kepada mereka sebagaimana kita menyayanyi anak kita sendiri dan dengan pembimbingan yang tulus serta curahan perhatian dari kita selaku pendidik, mereka akan mampu berbuat sesuatu secara positif dan bermanfaat.
Benarlah apa yang dikatakan Howard Gardner, pakar Multiple Intellegence, yang berpendapat bahwa semua siswa itu pandai. Bila guru tidak dapat menemukannya dalam diri siswa, berarti guru tidak bisa menggali potensi siswa.
Mendidik dengan hati nurani, kenapa ngak?
Selamat mendidik dengan hati nurani kepada bapak dan ibu guru dan calon bapak ibu guru! Pendidikan hati memang berbeda dan bedanya sangat menentukan corak masa depan siswa.


Dengan perkembangan zaman di Dunia Pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam Kemajuan Pendidikan di Indonesia Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara mengungkapkan dan teori pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya.
Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkwalitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.
Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, “Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya.”
Baiklah langsung saja kita paparkan beberapa pengertian pendidikan menurut beberapa sumber.
Pada dasarnya pengertian pendidikanUU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Sedangkan pengertian pendidikan menurut H. Horne, adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.
Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.
Demikian pengertian pendidikan, mudah-mudahan bermanfaat.
[dikutip dari berbagai sumber]

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar