MENDIDIK adalah sebuah proses.
Proses untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan potensi yang terbaik dalam
diri anak didik. Berbicara tentang hati, ada beberapa hal yang penting kita
perhatikan, yaitu hati sebagai metafor yang menggambarkan aspek batiniah
manusia yang terdalam, pusat kehidupan manusia, meliputi bukan saja perasaan
melainkan juga pertimbangan dan kehendak, daya yang mendorong orang melakukan
sesuatu yang terbaik dan sumber untuk memaknai realita dalam kehidupan.
Mendidik dengan hati nurani
tujuannya hanya satu, yakni terjadinya kesinambungan antara otak dan hati.
Kesinambungan otak dan hati ini adalah manifestasi spiritualitas, yang utuh
menjadi kunci mendidik dengan hati nurani.
Spiritualitas berkaitan dengan :soal
pemaknaan hidup, apa yang membuat kita memberi makna begini dan bukan begitu
terhadap apa pun juga, pengalaman batin yang sangat subjektif dan
dieksternalisasikan ketika kita merespons orang dan peristiwa.
Spiritualitas merupakan kualitas
yang menyentuh seluruh kehidupan dan sumber dalam kehidupan (Bagaimana orang
bertindak/bernalar, sangat didorong oleh warna spiritualitasnya). Spiritualitas
adalah urusan bagaimana kita mengalami kehidupan. Spritualitas mensyaratkan
keterbukaan akan pengalaman kehadiran Tuhan dan komitmen untuk mempraktikkannya
dalam keseharian hidup.
Spiritualitas bersumber dari iman
dan takwa (imtak) kepada Tuhan. Hal ini harus mewujud dalam spiritualitas yang
mewarnai bahkan menjadi sumber dari seluruh gerak kehidupan kita.
Janganlah kita menjadi serupa dengan
dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budi sehingga kita dapat
membedakan manakah yang baik dan yang berkenaan kepada Tuhan dan yang sempurna.
Jadi semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci,
semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebaikan dan
patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu, terlebih lakukanlah itu. Membangkitkan
nilai-nilai spiritualitas merupakan salah satu agenda pendidikan hati, tepatnya
mendidik dengan hati nurani.
Pembelajaran hati
Bagaimana kegiatan dan hasil
pembelajaran di sekolah akan jauh berbeda antara pendidikan kognitif dan
pendidikan hati. Ini tidak berarti bahwa pendidikan formal tidak bisa menjadi
pendidikan hati. Sebab hati manusia dibawa ke mana pun ia pergi dan beraktivitas.
Bukan rahasia lagi, bahwa siswa yang membenci guru matematika akan membenci
matematika itu sendiri. Siswa yang membenci guru kimia akan membenci pelajaran
kimia.
Kekuatan pancaran dan dampak hati
dari siswa kepada guru ikut menentukan, bahkan sampai seumur hidup. Jika
demikian, alangkah pentingnya makna pembelajaran dari guru, bukan melulu
memancarkan ilmu dan fakta (transfer ilmu semata) melainkan hati sanubari
insani yang merupakan kekayaan batinnya. Bukan rahasia lagi bahwa bahasa
hati/bahasa kalbu melebihi bahasa tubuh. Bukan kepandaian guru semata dalam
mengajar melainkan harus ada unsur “welas asih”.
Berikanlah suatu keyakinan kepada
para siswa, bahwa mereka mampu berprestasi, mereka bisa berkreasi, mereka dapat
melakukan yang terbaik. Berikan kepada mereka suatu kebebasan berekspresi dan
berkiprah dalam berbagai bidang yang mereka kuasai. Yakinlah bahwa dengan
memberikan kasih sayang kepada mereka sebagaimana kita menyayanyi anak kita
sendiri dan dengan pembimbingan yang tulus serta curahan perhatian dari kita
selaku pendidik, mereka akan mampu berbuat sesuatu secara positif dan
bermanfaat.
Benarlah apa yang dikatakan
Howard Gardner, pakar Multiple Intellegence, yang
berpendapat bahwa semua siswa itu pandai. Bila guru tidak dapat menemukannya dalam
diri siswa, berarti guru tidak bisa menggali potensi siswa.
Mendidik dengan hati nurani,
kenapa ngak?
Selamat mendidik dengan hati
nurani kepada bapak dan ibu guru dan calon bapak ibu guru! Pendidikan hati
memang berbeda dan bedanya sangat menentukan corak masa depan siswa.
Dengan perkembangan zaman di Dunia Pendidikan yang terus berubah
dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir
yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam Kemajuan Pendidikan di Indonesia
Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara
mengungkapkan dan teori pendidikan
yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan
yang sesungguhnya.
Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang
berkwalitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk
mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat
dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri
kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Pendidikan bisa saja
berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan
memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa
mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.
Bagi sebagian orang, pengalaman
kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata
Mark Twain, “Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya.”
Baiklah langsung saja kita paparkan
beberapa pengertian pendidikan
menurut beberapa sumber.
Pada
dasarnya pengertian pendidikan ( UU SISDIKNAS
No.20 tahun 2003 ) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata
pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran
‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik.
Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusiamelalui upaya
pengajaran dan pelatihan.
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak
Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan
yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun
maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di
masa yang akan datang.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan Negara.
Sedangkan pengertian pendidikan
menurut H. Horne, adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian
yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan
mental, yang bebas dan sadar kepada vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam
sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.
Dari beberapa pengertian pendidikan menurut
ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah
Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan
anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.
Demikian pengertian pendidikan,
mudah-mudahan bermanfaat.
[dikutip dari berbagai sumber]



0 komentar:
Posting Komentar